Video Of Day

Breaking News

Masyarakat Pengguna Obat-obatan Waspadai Steven Jhonson Syndrom

Purwakarta (SukabumiOnlineNews)
Banyak diantara kita bila mengalami sakit yang utama dilakukan pertama kali adalah langsung berobat. Tidak terkecuali berobat sendiri dengan membeli obat diwarung, datang ke dokter umum maupun dokter spesialis.
Mahalnya kesehatan seharusnya juga disertai dengan kualitas obat yang baik dan terjaga, sehingga pasien sendiri merasa aman dengan mengkonsumsi obat yang dibeli diwarung ataupun menggunakan resep dari dokter.

Sebagian orang yang menderita sakit medis akan mencoba mengobati sakitnya sekalipun sampai berobat keluar negeri. Ada pula yang mengasuransikanya dengan jaminan bila ia sakit maka asuransi tersebut akan menjamin dirinya mulai dari perawatan hingga keperluan obat-obatan.

Tapi amankah diri anda dari kualitas obat yang beredar sekarang, apakah sudah benar-benar terjamin sehingga para pasien yang menderita sakit akan terjamin pada saat mengkonsumsi obat dan merasa nyaman sehingga kembali sehat dari sakitnya, atau apakah dokter ketika melakukan pemeriksaan terhadap pasiennya sudah menggunakan prosedur yang ada.

Keadaan Steven Jhonson Syndrom yang terjadi pada pasien dapat dikategorikan keadaan Idiopatik, yang berasal dari bahasa Yunani Idios-sendiri dan Pathos-derita yang dijelaskan dalam bahasa medis adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi medis yang belum terungkap jelas penyebabnya, sehingga pengobatan yang menggunakan obat-obatan dari jenis apapun dapat menyebabkan keadaan yang mungkin saja si pasien atau pengguna obat membeli dari warung ataupun dengan menggunakan resep dokter dapat mengalami Idiopatik, karena kesalahan dari obat-obatan ataupun dari karakteristik individual dari pasien yang dapat dikatakan sebagai kasus Steven Jhonson Syndrom.

Salah satu Dokter yang dapat ditemui dr. Agung Darwis menjelaskan, untuk kasus Steven Johnson Syndrome prevalensi rate (angka kejadian) nya tujuh per satu juta orang, "artinya dari satu juta orang yang diberi obat, tujuh orang akan mengalami kejadian Steven Johnson Syndrome", katanya kepada wartawan, Kamis (7/3).

" Kejadian Steven Johnson Syndrome lebih diakibatkan oleh faktor alergi pasien yang berlebihan atau karakter individual pasien itu sendiri, bukan karena salah obat atau kualitas obat yang tidak baik, karena obat yang beredar di masyarakat tentu sudah lulus uji klinis dan ijin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Republik Indonesia", ungkapnya. 
Dikatakan, masyarakat harus berhati-hati karena obat yang dijual bebas pun dapat menyebabkan alergi ataupun Steven Johnson Syndrome, meskipun obat itu hanya dari golongan parasetamol. "Pasien juga harus tahu riwayat obat-obatan yang dapat mengakibatkan alergi untuk dirinya sebelum berobat ke dokter untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan", pungkasnya. (Trg)

No comments