Video Of Day

Breaking News

Sikap Kekerasan Bukan Upaya Bijak Menyelesaikan Perbedaan


Wakil Kemenag, Nassaruddin Umar
Sukabumi.
Munculnya penolakan terhadap organisasi massa berbasis Islam yang berkarakter keras, perlu menjadi perhatian seluruh kaum muslim. Penolakan tersebut memberikan makna bahwa sikap kekerasan bukanlah upaya bijak menyelesaikan perbedaan.

 
Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar menerangkan masyarakat apapun tidak senang diperlakukan dengan keras. Kelembutan dan sikap hormat lebih diutamakan, sebagai langkah membuka dialog dan menuntaskan perselisihan.
"Saya tidak mau katakan kalau ormas Islam itu terlalu keras. Hanya memang harus lebih lembut saja dalam bertindak," ujar Wakil Menteri Agama saat memberikan ceramah Maulid Nabi Gedung Olahraga Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (15/2) lalu.


Wamenag pun meminta tudingan terhadap ormas Islam yang dianggap terlalu keras tidak perlu diperlebar. Masyarakat pun perlu melihat secara objektif terhadap ormas Islam tersebut. Tidak semua dapat dikategorikan keras.
Menurutnya perlu ada pergeseran yang mendalam terhadap ormas Islam dalam bertindak. Dengan lebih mengutamakan kelembutan dan sikap hormat. Karena itu sangat mudah diterima dan dipahami masyarakat.

"Pada dasarnya Islam pun sangat mencintai kelembutan. Maka untuk apa melakukan kekerasan," terangnya.
Terkait desakan pembubaran FPI, Nasaruddin meminta semua pihak dapat jernih memahami persoalan. Tidak terjebak pada isu-isu yang beredar selama ini. Lebih focus pada pokok persoalan yang diperdebatkan.

Meski demikian, dia meminta para pengasuh FPI dan tokoh-tokohnya dapat pula menata diri lebih baik. Menebarkan kelembutan dan ketentraman bagi semua pihak. Mengutamakna dialog dan bermusyawarah, bukanlah pada kekerasan.
"Saya mengajak pengasuh FPI bisa lebih arif dalam melihat semua persoalan yang terjadi. Itu sangatlah penting saat melakukan tindakan," pungkasnya.
(indopos)

No comments