Niat Seluruh Balon maju ke Pilkada adalah 'Ibadah' ?
Yan Hasanudin Malik (YHM) |
Kota Sukabumi (SukabumiOnlineNews)
Meski Pemilihan Umum Kepala Daerah (pemilukada), baik pemilukada walikota atau gubernur masih sangat jauh tepatnya kurang lebih 1 atau 2 tahun lagi, namun suasana hangatnya menjelang pemilukada di berbagai daerah, sudah sangat terasa. Terlebih menjelang pemilukada walikota/wakil walikota Sukabumi 2013 mendatang.
Meski Pemilihan Umum Kepala Daerah (pemilukada), baik pemilukada walikota atau gubernur masih sangat jauh tepatnya kurang lebih 1 atau 2 tahun lagi, namun suasana hangatnya menjelang pemilukada di berbagai daerah, sudah sangat terasa. Terlebih menjelang pemilukada walikota/wakil walikota Sukabumi 2013 mendatang.
Untuk membuka wacana,
menarik simpati masyarakat demi menggolkan dirinya pada pilkada Sukabumi 2013
itu tak heran para balon (bakal calon) saling mempromosikan dirinya melalui berbai
media dengan kegiatan-kegiatan yang dianggapnya bakal memuluskan niat mereka menuju
kursi yang diidamkannya, meski dengan cara yang tidak halal. Sikut sana - sikut
sini.
Ironisnya, semua balon
mengatakan bahwa niat mereka maju dalam pilkada hanyalah untuk beribadah. “Tentu
saja niat mulia dari mereka harus diapresiasikannya, janganlah kemudian timbul
prasangka bahwa niat itu hanyalah bagian dari taktik dan strategi untuk meraih
dukungan”, kata Yan Hasanudin Malik, mantan anggota DPRD kota Sukabumi dari
Partai Bulan Bintang (PBB) 2004-2009 kepada wartawan saat dihubungi di
kediamannya, kemarin. “Biarlah Allah yg menilainya”, tambah Boyan
(panggilan akrab).
Namun demikian lanjut Boyan, kita pun perlu mendudukkan istilah ibadah pada posisi yg sebenarnya. Karena istilah ibadah ini adalah istilah agama, “oleh karenanya kita harus terlebih dahulu menilainya dari sisi Al-Quran dan hadits-hadits Rasulullah SAW”, jelasnya.
Dikatakan, ibadah
sebenarnya merujuk pada semua hal yg dicintai Allah. Sesuatu bisa dinilai
ibadah jika memenuhi dua hal : niat yg ikhlas karena Allah, dan ittiba' akan
sunnah Rasulullah.
“Nah, sekarang tinggallah semua calon bertanya pada diri masing-masing : apakah untuk mendapatkan dukungan suara dia berani melakukan money politics, menyebarkan rupa-rupa janji yang sesungguhnya cuma lip service saja. Apakah dia berani melakukan kebohongan, menyebarkan fitnah dan melakukan intimidasi, adu domba dan kampanye hitam serta ikhlas memberikan uang dan segala macam pemberian”, unkapnya.
Bagi yang tidak ikhlas
tentu dengan pemberiannya itu mereka berharap setelah dia terpiih nanti akan bisa
menggantinya dengan mengambil hak-hak rakyat. Oleh sebab itu Boyan berharap dan
menegaskan kepada seluruh balon dan masyarakat bahwa Ibadah tidak mungkin
bergandengan dengan segala bentuk penipuan, korupsi dan kebohongan. (Malik)
No comments
Post a Comment