Agar Tak Dimusuhi Ummat Islam, FPI Minta SCTV Pikir Ulang Penayangan Film Tanda Tanya.
Jakarta
(SI ONLINE)
Front Pembela Islam (FPI) meminta SCTV untuk memikirkan
kembali rencana penayangan film berjudul Tanda Tanya (?) karya sutradara
liberal Hanung Bramantyo. Hal itu dilakukan agar stasiun televisi itu
tidak dimusuhi umat Islam.
"Kami FPI DKI Jakarta meminta dengan sangat kepada SCTV untuk memikirkan kembali rencana penayangan film berjudul Tanda Tanya (?) ini," kata Ketua DPD FPI DKI Jakarta Habib Salim Alattas, di Kantor SCTV, Jakarta, Kamis Malam (23/3/2012)
Menurut Habib Selon -panggilan akrabnya-, permintaan FPI kepada SCTV itu untuk menjaga agar stasiun televisi itu tidak dimusuhi oleh umat Islam. Sebab film ? telah menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam. "Film ini (di masyarakat) lebih banyak kontranya. Ada paham liberal di dalamnya", kata Habib Selon.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama fungsionaris DPP FPI Pusat, Abdurahman Jaelani, juga menyampaikan permintaannya agar SCTV tidak memutar film ?. Menurut Abdurahman, film karya Hanung yang baru saja memprovokasi masyarakat itu, penuh dengan penyesatan, dan pelecehan-pelecehan terhadap ajaran Islam.
"Sampai kapanpun FPI tidak menerima program ini tayang di stasiun TV manapun. Bukan karena FPI benci pada SCTV. Tapi kita pikirkan dampak negatifnya bagi umat Islam", tegas Abdurahman.
Jika SCTV bersikeras menayangkan film itu, Abdurahman mengingatkan bukan tidak mungkin masyarakat akan marah dan mengambil tindakan sendiri-sendiri. FPI sendiri, tandasnya, tidak menginginkan ada aksi anarkis untuk menolak film ? itu. Karena ujung-ujunganya nanti yang disalahkan adalah FPI.
"Kami tidak ingin ada anakis, (tindakan) radikal, karena ujung-ujungnya yang disalahkan FPI", kata Abdurahman.
Abdurahman juga menyampaikan kekecewaanya atas sikap SCTV yang dinilainya telah memanfaatkan momentum untuk mencari keuntungan. "Indikasinya sangat kuat. Ketika kami diserang dari segala arah, SCTV memanfaatkan momentum. FPI kan kan lagi sibuk menghadapi pembubaran", ungkapnya.
Menanggapi permintaan FPI ini, Wakil Pemimpin Redaksi SCTV Putut Wijarnako mengatakan bahwa pihaknya tidak mengenal adanya konspirasi. Rencana penanyangan film ? ini, menurutnya murni bermotifkan bisnis.
"Kami ini badan usaha. Murni bisnis. Kami tidak mengenal konspirasi. Kami (hanya) mengenal konsinyasi", kata Putut.
Pertemuan malam itu pun disebut Putut sebagai kegiatan melaksanakan UU Penyiaran. Karena masyarakat memang berhak menyampaikan bila tidak berkenan dengan sebuah acara yang disiarkan stasiun televisi.
Seperti yang telah diiklankan, rencananya SCTV akan menayangkan film Tanda Tanya (?) yang tahun lalu gagal diputar. Menurut informasi film tersebut telah banyak disensor.
Hanung Bramantyo dalam akun twitternya telah menginfokan jika film Tanda Tanya (?) karyanya akan tayang di SCTV, 24 Februari 2012, pukul 22.30 WIB. "Selamat menikmati. Tapi byk disensor:)", kata Hanung.
Rep: Shodiq Ramadhan
"Kami FPI DKI Jakarta meminta dengan sangat kepada SCTV untuk memikirkan kembali rencana penayangan film berjudul Tanda Tanya (?) ini," kata Ketua DPD FPI DKI Jakarta Habib Salim Alattas, di Kantor SCTV, Jakarta, Kamis Malam (23/3/2012)
Menurut Habib Selon -panggilan akrabnya-, permintaan FPI kepada SCTV itu untuk menjaga agar stasiun televisi itu tidak dimusuhi oleh umat Islam. Sebab film ? telah menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam. "Film ini (di masyarakat) lebih banyak kontranya. Ada paham liberal di dalamnya", kata Habib Selon.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama fungsionaris DPP FPI Pusat, Abdurahman Jaelani, juga menyampaikan permintaannya agar SCTV tidak memutar film ?. Menurut Abdurahman, film karya Hanung yang baru saja memprovokasi masyarakat itu, penuh dengan penyesatan, dan pelecehan-pelecehan terhadap ajaran Islam.
"Sampai kapanpun FPI tidak menerima program ini tayang di stasiun TV manapun. Bukan karena FPI benci pada SCTV. Tapi kita pikirkan dampak negatifnya bagi umat Islam", tegas Abdurahman.
Jika SCTV bersikeras menayangkan film itu, Abdurahman mengingatkan bukan tidak mungkin masyarakat akan marah dan mengambil tindakan sendiri-sendiri. FPI sendiri, tandasnya, tidak menginginkan ada aksi anarkis untuk menolak film ? itu. Karena ujung-ujunganya nanti yang disalahkan adalah FPI.
"Kami tidak ingin ada anakis, (tindakan) radikal, karena ujung-ujungnya yang disalahkan FPI", kata Abdurahman.
Abdurahman juga menyampaikan kekecewaanya atas sikap SCTV yang dinilainya telah memanfaatkan momentum untuk mencari keuntungan. "Indikasinya sangat kuat. Ketika kami diserang dari segala arah, SCTV memanfaatkan momentum. FPI kan kan lagi sibuk menghadapi pembubaran", ungkapnya.
Menanggapi permintaan FPI ini, Wakil Pemimpin Redaksi SCTV Putut Wijarnako mengatakan bahwa pihaknya tidak mengenal adanya konspirasi. Rencana penanyangan film ? ini, menurutnya murni bermotifkan bisnis.
"Kami ini badan usaha. Murni bisnis. Kami tidak mengenal konspirasi. Kami (hanya) mengenal konsinyasi", kata Putut.
Pertemuan malam itu pun disebut Putut sebagai kegiatan melaksanakan UU Penyiaran. Karena masyarakat memang berhak menyampaikan bila tidak berkenan dengan sebuah acara yang disiarkan stasiun televisi.
Seperti yang telah diiklankan, rencananya SCTV akan menayangkan film Tanda Tanya (?) yang tahun lalu gagal diputar. Menurut informasi film tersebut telah banyak disensor.
Hanung Bramantyo dalam akun twitternya telah menginfokan jika film Tanda Tanya (?) karyanya akan tayang di SCTV, 24 Februari 2012, pukul 22.30 WIB. "Selamat menikmati. Tapi byk disensor:)", kata Hanung.
Rep: Shodiq Ramadhan
No comments
Post a Comment