HTI dan Ormas Islam Tolak Kenaikan Harga BBM
JAKARTA (SukabumiOnlineNews)
Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, mendapat tanggapan
serius oleh ormas-ormas Islam. Kenaikan harga BBM dinilai tak lebih
pembohongan dan kezoliman terhadap rakyat yang hanya menguntungkan
kepentingan asing.
“Kenaikan harga BBM meski alasan resminya dipicu oleh kenaikan
harga minyak mentah dunia, sebagaimana juga program pembatasan subsidi
BBM yang sempat hendak diterapkan, merupakan langkah lanjut menuju
liberalisasi Migas. “ Kata Ismail yusanto kepada wartawan di
sela-sela Konferensi Pers Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bersama ormas
Islam, di Kantor Pusat HTI, Crown Palace,Jakarta Selatan,Kamis,(15/3) belum lama ini.
Kenaikan harga BBM sebagaimana program pembatasan BBM Bersubsidi
sama artinya dengan pengurangan subsidi BBM. Ini kebijakan menuju
penghapusan subsidi BBM sama sekali. Dengan cara itu, rakyat dipaksa
untuk beralih kepada BBM non subsidi seperti pertamax.
“ Inilah saat yang ditunggu oleh perusahaan Migas asing”tutur
Ismail. Tambah Ismail,Kenaikan harga BBM, pembatasan BBM bersubsidi dan
pencabutan subsidi, dalam jangka panjang akan menguntungkan Perusahaan
Minyak Asing yang memiliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
seperti Total (Italia) dan Shell (Belanda).
Dengan adanya kenaikan harga BBM dan pembatasan subsidi BBM maka
seluruh pengguna mobil pribadi terpaksa menggunakan bahan bakar yang
kadar oktannya lebih tinggi seperti Pertamax, atau bensin yang
diproduksi oleh SPBU asing tersebut. Dengan biaya produksi yang lebih
efisien dan kualitas yang mungkin lebih baik, maka produk SPBU asing itu
akan lebih kompetitif dibandingkan SPBU Pertamina.
“Maka jumlah SPBU asing dalam jangka waktu yang tidak lama akan
semakin menjamur. Dan jika tidak ada inovasi, kegiatan bisnis Pertamina
di sektor hilir menjadi tidak kompetitif sehingga SPBU-SPBU yang
terafiliasi dengan Pertamina akan berpindah ke perusahaan minyak asing
tersebut. Hal ini tentu akan merugikan Pertamina. Sudahlah di sektor
hulu terdilusi, di sektor hilir pun kalah bersaing.” Paparnya.
Kenaikan harga BBM dan program pembatasan BBM serta kebijakan
apapun yang bermaksud untuk memberikan peran yang lebih besar kepada
asing dalam pengelolaan sumber daya alam khususnya migas merupakan
kebijakan yang bertentangan syariat Islam.
“Migas serta kekayaan alam yang melimpah lainnya
dalam pandangan Islam merupakan barang milik umum yang pengelolaannya
mestinya diserahkan kepada negara untuk kesejahteraan rakyat. Anggapan
bahwa swasta dapat lebih efisien dalam mengelola migas dibandingkan
pemerintah yang dulu diwakili Pertamina telah terbantahkan dengan
dominasi sejumlah National Oil Company (NOC) yang kini justru menguasai produksi minyak di dunia.”kata Ismail.
Melihat alasan-alasan tersebut, HTI menyatakan penolakannya terhadap kenaikan BBM yang dilakukan oleh pemerintah.
“Menolak rencana kenaikan harga BBM, juga program pembatasan BBM
Bersubsidi karena kebijakan ini merupakan langkah menuju liberalisasi
pengelolaan Migas di Indonesia khususnya di sektor hilir setelah
liberalisasi di sektor hulu telah sempurna dilakukan.”tegas Ismail
Karena, menurut Ismail liberalisasi tidak lain adalah penguasaan
yang lebih besar pengelolaan Migas kepada swasta (asing) dan pengurangan
peran negara.
“Kebijakan seperti ini jelas akan sangat merugikan rakyat yang notabene adalah pemilik sumberdaya alam itu sendiri.”bebernya.
Disamping terbukti bakal merugikan rakyat, menurutnya kebijakan
kapitalistik itu akan membuat negeri ini menjadi makin tidak mandiri.
Oleh karenanya harus segera dihentikan, dan sebagai gantinya, migas dan
SDA lain dikelola dengan sistem yang sejalan dengan religiusitas umat
Islam yang merupakan mayoritas penduduk negeri, itulah syariah Islam.
“Menurut syariah, migas harus dikelola oleh negara dimana hasilnya
diperuntukan bagi sebesar-besar kesejahteraan seluruh rakyat.”ujarnya
HTI juga Menyerukan kepada umat Islam untuk lebih bergiat dalam
perjuangan mewujudkan kehidupan Islam, yakni kehidupan yang didalamnya
diterapkan syariah Islam secara kaffah dalam naungan daulah Khilafah.
“Hanya dengan cara itu kerahmatan Islam yang telah dijanjikan Allah
SWT, termasuk dalam pengelolaan sumberdaya alam, khususnya Migas, Insya
Allah akan terwujud.”pungkas Ismail.
Selain itu beberapa perwakilan mahasiswa dan ormas Islam seperti,
PITI, Serikat Pekerja Strategis, dan sebagainya mengamini penolakan
tersebut. (bilal/arrahmah.com)
No comments
Post a Comment